Sunday 15 November 2009

Battery Magnit Berteknologi Nano


Tak sejalan dengan teknologi elektronika yang jauh berkembang, ternyata teknologi battery yang disematkan pada perangkat-perangkat tersebut masih tertinggal. Hal inilah yang kemudian membuat para ahli mencoba berbagai alternatif yang dapat dijadikan sumber energi pengganti battery yang ada sekarang.
Di antara penelitian-penelitian tersebut, mucul sebuah temuan baru yang disebut battery spin (berputar) yang dikembangkan oleh para peneliti dari Universitas Miami, Amerika Serikat serta Universitas Tokyo dan Tohoku, Jepang. Battery spin merupakan battery yang dapat diisi ulang dengan menerapkan sistem ladang magnit menjadi nano-magnit pada sebuah perangkat yang disebut "magnetic tunnel junction".
Teknoligi baru ini merupakan sebuah langkah maju dimana diyakini akan menghasilkan battery yang lebih cepat, lebih murah dan menggunakan sedikit energi dari arus yang telah ada sebelumnya. Di masa depan battery baru ini dapat dikembangkan untuk menghidupkan sebuah mobil atau perangkat lainnya.
Rahasia dari teknologi ini terletak pada penggunaan magnet nano untuk mempengaruhi kekuatan elektromotif. Sebenarnya teknologi ini menggunakan prinsip yang sama seperti halnya battery konvensional. Bedanya, bila pada battery konvensional energi yang disimpan menggunakan bentuk energi kimia dimana ketika dijalankan reaksi kimia akan terjadi dan menghasilkan energi listrik, sedangkan teknoligi baru ini mengkonversikan energi magnetik menjadi energi listrik tanpa adanya reaksi kimia. Arus listrik yang dibuat dlam proses ini disebut "arus polarisasi spin" dan disebut sebagai teknologi baru dengan nama "spintronik".
Dengan menggunakan teknoligi spintronik, energi disimpan bukan melalui reaksi kimia melainkan pada sebuah magnit. Jadi tidak ada raksi kimia yang terjadi karena battery spin akan membaut ladang magnit yang besar. Teknologi ini dianggap lebih potensial dibanding teknologi apapun yang pernah ditemukan sebelumnya. Bahkan menurut Barnes (salah satu diantara peneliti yang mengembangkan teknologi ini), mereka telah mengantisipasi efek yang ditimbulkan dengan penerapan teknologi ini. Hanya saja dengan teknologi ini, voltase yang dihasilkan menjadi seratus kali lebih besar dalam waktu puluhan menit dan menghasilkan voltase yang berbeda dalam waktu mili detik. Ini diluar dari perhitungan teoritis yang saat ini dipahami.
Namun setidaknya temuan baru ini dapat menjelaskan lebih jauh bagaimana cara kerja magnet dan aplikasinya dalam hal penggunaan MTJ sebagai elemen elektronik yang bekerja dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan transistor konvensional. Meski perangkat aktualnya memiliki diameter seperti halnya rambut manusia, namun energi yang disimpan secara potensial mampu menjalankan sebuah mobil sampai beberapa mil jauhnya.
Belum diketahui kapan teknologi battery ini akan diterapkan pada perangkat elektronik komersial.
(sumber : sciencedaily.com)

0 comments:

Post a Comment

 

Blog Info

More followers